De Tijger Brigade op Midden Java 1946 - 1949

Resimen Infantri 1-15

Resimen Infantri 1-15 dibentuk sebelum repatriasi pada tgl. 1 Juni 1948 di Oengaran (sekarang Ungaran). Resimen tersebut dibentuk berdasarkan konsep dari unit terakhir yg tiba, supaya mereka bisa memenuhi tugas negara mereka. Karena itu mereka mendapat nama panggilan “Blijvertjes” (yg tinggal terakhir). Mereka seharusnya tinggal untuk beberapa bulan, tetapi ini berakhir hampir 1 th dikarenakan Aksi Polisi ke-2.
Dari tgl. 12 Juli 1948 batalion ditugaskan untuk beraksi di sekitar Oengaran dan pada tgl. 8 September 1948 mereka digabungkan ke Tijger Brigade. Disini mereka beroperasi bersama dengan Resimen Infantri 5-5 sepanjang garis perbatasan yg berpusat disekitar Bodja, Toentang dan Dejlok.
Selama Aksi Polisi ke-2 batalion bergabung ke grup perang “M”. Sesudah pasukan terjun payung dari Korps Spesial Troepen telah menguasai lapangan udara di Magoewo, batalion diterbangkan untuk menguasai Jogjakarta dari Utara. Mereka membersihkan area tersebut dalam beberapa hari dan pada tgl. 22 Desember 1948 mereka mengambil-alih keamanan Kaliorang dari para kompeni.
Dari sini mereka berpatroli di sepanjang jalan menuju ke Jogjakarta untuk mengamankannya. Pada tgl. 27 Desember 1948 sebagian batalion dipindahkan untuk mengamankan jembatan di Sentolo. Pada tgl. 3 Januari 1949 aksi dilakukan di Utara Jogjakarta. Disini 4 orang tentara hilang, baru 2 tahun kemudian diketahui mereka telah dibunuh oleh TNI. Situasi ini membuat patroli di sepanjang area menjadi tugas yg berat bagi tentara di batalion.
Pada tgl. 18 Januari 1949 dilakukan operasi “Zuid”. Tujuan operasi ini untuk membersihkan daerah Selatan Jogjakarta. Pada tgl. 1 Maret 1949 TNI melakukan pembunuhan yg besar di Jogjakarta. Ini timbul sesudah adanya beberapa perlawanan yg berat. Sesudahnya aksi di sekeliling Jogjakarta berkelanjutan seperti biasa. Dalam periode ini batalion berpusat di Barat Laut Jogjakarta, mengambil posisi di Sentolo, Bantoel, Gamping, Padokan dan Pedes. 
Pada akhir Mei 1949 batalion dibebas-tugaskan oleh Batalion Infantri 426 dan kembali ke Semarang untuk menunggu repatriasi mereka. Pada tgl. 2 Juli 1949 mereka berlayar dengan “Zuiderkruis” dan tiba di Belanda pada tgl. 26 Juli 1949.